Jakarta (TILIKMASA) – The Indonesian Institute (TII) menyatakan bahwa pengumuman Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengenai pencalonan Anies Baswedan dan Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jakarta menunjukkan keteguhan yang berisiko.
“Keputusan ini menunjukkan sikap konsisten PKS yang patut diapresiasi. Namun, dalam konteks politik elektoral, penting untuk menjalin dukungan dengan pihak lain agar memenuhi syarat pencalonan,” ujar Felia Primaresti, Peneliti Bidang Politik TII, dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Felia mengungkapkan bahwa PKS dikenal sebagai partai yang sangat konsisten dengan nilai-nilainya dan jarang membuka ruang untuk bekerja sama dengan pemerintah atau kelompok yang berada di pemerintahan.
Menurutnya, PKS berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang diyakininya, meskipun seringkali mengisolasi mereka dari arus utama politik.
Oleh karena itu, Felia menilai langkah PKS mengusung Anies-Sohibul sebagai langkah yang berisiko tinggi, terutama karena PKS berada di luar pemerintahan.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa perolehan suara PKS dalam Pemilu Anggota DPRD DKI Jakarta 2024 belum cukup untuk mencalonkan kader sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain. Pada Pileg DPRD DKI Jakarta 2024, PKS memperoleh 1.012.028 suara atau 16,68 persen.
“Jika PKS bertujuan untuk menang, jelas mereka tidak bisa berjalan sendirian,” ujarnya.
Felia juga menyatakan bahwa pencalonan Anies-Sohibul oleh PKS bisa dilihat sebagai strategi untuk memperkuat posisi mereka di mata pemilih.
Anies, yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dikenal memiliki basis dukungan yang kuat dan popularitas tinggi. Sementara itu, Sohibul Iman sebagai tokoh senior di PKS diharapkan bisa membawa pengalaman dan kredibilitas pada pasangan tersebut.
Namun demikian, Felia menambahkan bahwa PKS dan pasangan Anies-Sohibul akan menghadapi tantangan besar dalam situasi politik yang dinamis, terutama dengan adanya wacana pencalonan Kaesang Pangarep, putra Presiden RI Joko Widodo sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
“Jika wacana ini terealisasi, banyak partai politik yang kemungkinan besar akan mendukung Kaesang karena popularitas dan pengaruh politik keluarganya, serta faktor Jokowi dan para pendukungnya,” katanya.
Tantangan lain, lanjutnya, adalah kemungkinan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan untuk kembali mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur.
Menurut Felia, Ahok memiliki rekam jejak baik dalam kinerja maupun kontroversi selama menjadi kepala daerah di Jakarta. Ahok masih memiliki pendukung setia, sehingga bisa menjadi pesaing berat dalam Pilkada Jakarta.
Dia menyarankan agar publik memantau bagaimana strategi PKS dan pasangan Anies-Sohibul akan berkembang, dinamika pencalonan dari partai-partai lain, serta program-program yang ditawarkan oleh para kandidat.
sumber: antaranews