Monday, December 23, 2024
spot_img
HomeUncategorizedBMKG: Periode kemarau di Jawa sampai Papua dimulai dari 28 Juni hingga...

BMKG: Periode kemarau di Jawa sampai Papua dimulai dari 28 Juni hingga 4 Juli

Jakarta (TILIKMASA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa musim kemarau akan mulai terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Maluku, Papua, dan Papua Selatan pada periode 28 Juni hingga 4 Juli 2024.

Dalam laporan yang disampaikan oleh prakirawan BMKG Yuni Maharani melalui akun Instagram BMKG di Jakarta pada hari Sabtu, dikabarkan bahwa delapan provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia tersebut akan bergabung dengan wilayah yang sudah memasuki musim kemarau.

“Beberapa wilayah lain yang sudah mengalami musim kemarau antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur,” tambahnya.

Menurut sistem monitoring cuaca BMKG, Yuni menyatakan bahwa dalam minggu mendatang terdapat potensi kawasan yang sangat rentan terbakar, termasuk sebagian besar Sumatera, Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan bagian selatan Papua.

BMKG mengimbau warga di daerah-daerah tersebut untuk tidak membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan guna mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Selain itu, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan kekeringan meteorologis yang merupakan anomali iklim berupa penurunan curah hujan dalam periode waktu bulanan, musiman, atau lebih lama.

“Dampak kekeringan dapat mencakup penurunan hasil panen, kegagalan panen, berkurangnya pasokan air bersih, gangguan produksi listrik tenaga air, keberlanjutan sumber daya air untuk pertanian dan industri, serta kabut asap yang bisa mengganggu transportasi,” katanya.

Untuk mengatasi masalah ini, BMKG telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memitigasi potensi dampak kekeringan, seperti dengan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna pengisian waduk dan peningkatan muka air tanah di daerah rawan kebakaran atau lahan gambut.

BMKG juga menyarankan penyesuaian pola dan waktu tanam di wilayah terdampak kekeringan, pengumpulan air hujan melalui tandon atau tampungan air, embung, kolam retensi, dan sumur resapan di wilayah yang mengalami transisi dari musim hujan ke musim kemarau.

sumber: antaranews

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments